Ketika bulan lalu saya memiliki kesempatan berkunjung ke Balikpapan, saya langsung merencanakan menyusuri pantai-pantai yang ada di Kota Minyak ini. Maklum, kota ini memang terletak di pinggir laut.
Walau saya tahu pantai-pantai di Balikpapan tidak akan seindah di Derawan, misalnya, tapi saya kira tetap saja layak untuk disinggahi. Sebab, setiap lokasi pasti punya nilai tersendiri.
Keesokan sore setelah sampai, saya pun mulai menjelajah pantai. Pantai pertama bisa dikatakan pantai favorit di Balikpapan, yaitu Pantai Melawai. Pantai ini terletak tak jauh dari “jalan minyak” yaitu jalan yang di pinggirnya berdiri berbagai perusahaan minyak. Lokasinya sebelum Pelabuhan Semayang.
Kapal tanker dan pengangkut tongkang batubara adalah pemandangan umum di lepas Pantai Melawai.
Pantai Melawai terletak hanya sekitar 15 menit dari pusat kota. Saya pergi ke pantai ini naik angkot, transportasi umum Balikpapan. Bus-bus besar serta minivan hanya dioperasikan untuk tujuan yang lebih jauh. Ongkos angkot antara Rp2-5 ribu tergantung jarak.
Salah satu pemandangan yang khas di Pantai Melawai (dan pantai-pantai di Balikpapan lainnya) adalah adanya kapal-kapal tanker minyak serta tongkang batubara di kejauhan.
Daya tarik utama Pantai Melawai, saya kira, tidaklah terletak pada pantainya sendiri, karena tidak memiliki pasir pantai untuk bermain. Antara daratan dan air laut pun dipagari sehingga pengunjung sulit untuk mendekati laut.
Pantai Melawai menjadi salah satu objek wisata favorit masyarakat setempat karena pada sore hari terdapat banyak pedagang makanan. Bakso, pecel lele, ikan bakar, nasi goreng dan sebagainya dijajakan, pengunjung menikmati makanannya dengan duduk lesehan. Dan ternyata kebanyakan dari pedagang ini berasal dari Jawa Timur dan Madura.
Pantai berikutnya yang saya datangi adalah Pantai Kemala. Pantai ini jauh lebih bagus dari Pantai Melawai karena memiliki pasir pantai yang halus. Di tepinya terdapat pohon-pohon kelapa. Saat itu pantai sedang ramai pengunjung. Ombaknya yang kecil juga menjadikan pantai ini cukup aman untuk tempat bermain anak-anak.
Pantai Kemala menjelang senja.
Sayangnya, Anda tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman sendiri karena telah ada kafe-kafe dan restoran di pinggir pantai. Bahkan, ada papan pengumuman besar yang menyatakan bahwa bila Anda mengkonsumsi makanan minuman yang membawa sendiri akan terkena denda Rp500 ribu!
Karena enggan bila diharuskan membeli minuman di kafe-kafe tersebut, saya tidak mau berlama-lama di Pantai Kemala. Perjalanan saya lanjutkan ke Pantai Monpera, yang merupakan singkatan dari Monumen Perjuangan Rakyat. Lagi-lagi saya naik angkot menuju ke Monpera dari Kemala, meski sebenarnya jarak antara ketiga pantai tersebut dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Ternyata Pantai Monpera kecil, dan juga tidak memiliki pasir pantai. Ketika itu airnya keruh kecoklatan. Pantai ini jadi mirip Pantai Melawai dalam versi yang lebih kecil. Kebanyakan pengunjung bukan datang untuk bermain di pantai melainkan untuk jajan dari para pedagang yang ada di tepi pantai. Saya tidak mau ketinggalan, dan memesan sepiring rujak buah.
Pantai ini diberi nama Monpera, karena memang berada di dekat Monumen Perjuangan Rakyat, di depan Markas Pangdam Tanjung Pura. Monumen tersebut dikelilingi taman yang cukup besar. Beberapa kursi disediakan untuk tempat duduk pengunjung. Lumayan untuk melepas lelah, pikir saya.
Perjalanan berikutnya adalah ke Pantai Manggar. Berbeda dengan ketiga pantai sebelumnya, Pantai Manggar ini agak jauh dari pusat kota. Waktu tempuh dengan angkot sekitar satu jam. Dari pusat kota, saya ternyata juga melewati Bandara Sepinggan, serta dua restoran kepiting terkenal di Balikpapan, yaitu Kenari dan Dandito.
Pemandangan laut dari Pantai Manggar.
Angkot berhenti di jalan menuju pantai sehingga saya masih harus berjalan beberapa puluh meter untuk sampai di gerbang. Ternyata Pantai Manggar ini sangat panjang. Di tepinya berjajar pohon-pohon cemara udang. Pasirnya cokelat, bertekstur halus sehingga nyaman jadi tempat bermain.
Di pinggir pantai terdapat penyewaan ban, pelampung, dan banana boat. Bila perut terasa keroncongan, di lokasi pantai ini juga banyak warung makanan yang menyajikan berbagai menu makanan laut.
Di Pantai Manggar terdapat beberapa operator permainan air seperti banana boat.
Pantai Manggar ini memang cocok untuk lokasi bermain karena pasirnya yang halus, pantainya yang landai, dan ombaknya yang kecil. Sayang, pengunjung di sini masih kurang berpendidikan dan buang sampah sembarangan.
Mungkin karena datang pada hari kerja, suasana Pantai Manggar cenderung sepi. Hanya ada beberapa kelompok wisatawan yang tengah asyik bermain. Karena sepi, justru saya jadi lebih leluasa berfoto. Kebetulan saat itu hujan baru saja reda, langit Balikpapan sedang sangat biru — pemandangan yang jarang ditemui di kota-kota besar di Indonesia. Jadilah saya, suami dan anak berfoto dengan berbagai pose untuk mengabadikan wisata kami di sini.
Selain pantai, beberapa objek wisata di Balikpapan dan sekitarnya antara lain Bukit Bangkirai dan pasar pernak-pernik yang bernama Pasar Kebun Sayur.
Keesokan sore setelah sampai, saya pun mulai menjelajah pantai. Pantai pertama bisa dikatakan pantai favorit di Balikpapan, yaitu Pantai Melawai. Pantai ini terletak tak jauh dari “jalan minyak” yaitu jalan yang di pinggirnya berdiri berbagai perusahaan minyak. Lokasinya sebelum Pelabuhan Semayang.
Kapal tanker dan pengangkut tongkang batubara adalah pemandangan umum di lepas Pantai Melawai.
Pantai Melawai terletak hanya sekitar 15 menit dari pusat kota. Saya pergi ke pantai ini naik angkot, transportasi umum Balikpapan. Bus-bus besar serta minivan hanya dioperasikan untuk tujuan yang lebih jauh. Ongkos angkot antara Rp2-5 ribu tergantung jarak.
Salah satu pemandangan yang khas di Pantai Melawai (dan pantai-pantai di Balikpapan lainnya) adalah adanya kapal-kapal tanker minyak serta tongkang batubara di kejauhan.
Daya tarik utama Pantai Melawai, saya kira, tidaklah terletak pada pantainya sendiri, karena tidak memiliki pasir pantai untuk bermain. Antara daratan dan air laut pun dipagari sehingga pengunjung sulit untuk mendekati laut.
Pantai Melawai menjadi salah satu objek wisata favorit masyarakat setempat karena pada sore hari terdapat banyak pedagang makanan. Bakso, pecel lele, ikan bakar, nasi goreng dan sebagainya dijajakan, pengunjung menikmati makanannya dengan duduk lesehan. Dan ternyata kebanyakan dari pedagang ini berasal dari Jawa Timur dan Madura.
Pantai berikutnya yang saya datangi adalah Pantai Kemala. Pantai ini jauh lebih bagus dari Pantai Melawai karena memiliki pasir pantai yang halus. Di tepinya terdapat pohon-pohon kelapa. Saat itu pantai sedang ramai pengunjung. Ombaknya yang kecil juga menjadikan pantai ini cukup aman untuk tempat bermain anak-anak.
Pantai Kemala menjelang senja.
Sayangnya, Anda tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman sendiri karena telah ada kafe-kafe dan restoran di pinggir pantai. Bahkan, ada papan pengumuman besar yang menyatakan bahwa bila Anda mengkonsumsi makanan minuman yang membawa sendiri akan terkena denda Rp500 ribu!
Karena enggan bila diharuskan membeli minuman di kafe-kafe tersebut, saya tidak mau berlama-lama di Pantai Kemala. Perjalanan saya lanjutkan ke Pantai Monpera, yang merupakan singkatan dari Monumen Perjuangan Rakyat. Lagi-lagi saya naik angkot menuju ke Monpera dari Kemala, meski sebenarnya jarak antara ketiga pantai tersebut dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Ternyata Pantai Monpera kecil, dan juga tidak memiliki pasir pantai. Ketika itu airnya keruh kecoklatan. Pantai ini jadi mirip Pantai Melawai dalam versi yang lebih kecil. Kebanyakan pengunjung bukan datang untuk bermain di pantai melainkan untuk jajan dari para pedagang yang ada di tepi pantai. Saya tidak mau ketinggalan, dan memesan sepiring rujak buah.
Pantai ini diberi nama Monpera, karena memang berada di dekat Monumen Perjuangan Rakyat, di depan Markas Pangdam Tanjung Pura. Monumen tersebut dikelilingi taman yang cukup besar. Beberapa kursi disediakan untuk tempat duduk pengunjung. Lumayan untuk melepas lelah, pikir saya.
Perjalanan berikutnya adalah ke Pantai Manggar. Berbeda dengan ketiga pantai sebelumnya, Pantai Manggar ini agak jauh dari pusat kota. Waktu tempuh dengan angkot sekitar satu jam. Dari pusat kota, saya ternyata juga melewati Bandara Sepinggan, serta dua restoran kepiting terkenal di Balikpapan, yaitu Kenari dan Dandito.
Pemandangan laut dari Pantai Manggar.
Angkot berhenti di jalan menuju pantai sehingga saya masih harus berjalan beberapa puluh meter untuk sampai di gerbang. Ternyata Pantai Manggar ini sangat panjang. Di tepinya berjajar pohon-pohon cemara udang. Pasirnya cokelat, bertekstur halus sehingga nyaman jadi tempat bermain.
Di pinggir pantai terdapat penyewaan ban, pelampung, dan banana boat. Bila perut terasa keroncongan, di lokasi pantai ini juga banyak warung makanan yang menyajikan berbagai menu makanan laut.
Di Pantai Manggar terdapat beberapa operator permainan air seperti banana boat.
Pantai Manggar ini memang cocok untuk lokasi bermain karena pasirnya yang halus, pantainya yang landai, dan ombaknya yang kecil. Sayang, pengunjung di sini masih kurang berpendidikan dan buang sampah sembarangan.
Mungkin karena datang pada hari kerja, suasana Pantai Manggar cenderung sepi. Hanya ada beberapa kelompok wisatawan yang tengah asyik bermain. Karena sepi, justru saya jadi lebih leluasa berfoto. Kebetulan saat itu hujan baru saja reda, langit Balikpapan sedang sangat biru — pemandangan yang jarang ditemui di kota-kota besar di Indonesia. Jadilah saya, suami dan anak berfoto dengan berbagai pose untuk mengabadikan wisata kami di sini.
Selain pantai, beberapa objek wisata di Balikpapan dan sekitarnya antara lain Bukit Bangkirai dan pasar pernak-pernik yang bernama Pasar Kebun Sayur.
Pulau Derawan
January 7, 2011Sebuah nirwana tropis berada di salah satu pulau wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya Kabupaten Berau dan di Selat Sulawesi, tak jauh dari perbatasan Malaysia. Pulau Derawan menjadi sebuah destinasi wisata bahari pilihan menawan buat Anda yang menyukai pantai dengan hamparan pasir putih lembut berkilat serta air jernih. Apalagi ditambah bonus menjumpai penyu-penyu jinak yang berenang-renang riang saat kita melakukan penyelaman.
Terkadang saat duduk di ujung jembatan kayu yang mengarah ke laut, kita dapat menyaksikan penyu-penyu hijau itu hilir mudik di permukaan air yang bening. Sesekali bahkan penyu-penyu tersebut nampak berkeliaran di sekitar cottage yang berada di pesisir pulau. Saat malam tiba, beberapa penyu naik ke darat dan bertelur di sana.
Paduan warna laut dan lumut yang memukau menghasilkan gradasi warna biru dan hijau, serta hutan kecil di tengahnya, membuat pulau ini menyajikan pemandangan alam begitu indah yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Yang tersisa, kenangan mendalam.
Dr. Carden Wallace dari Museum Tropis Queensland, Australia pernah meneliti kekayaan laut Pulau Derawan dan menjumpai lebih dari 50 jenis Arcropora (hewan laut) dalam satu terumbu karang. Tak salah kiranya jika Pulau Derawan terkenal sebagai urutan ketiga teratas di dunia sebagai tempat tujuan menyelam bertaraf internasional
Pulau ini memang relatif kurang begitu dikenal khususnya di dalam negeri karena untuk mencapainya butuh perjuangan tersendiri yang cukup berliku. Anda mesti menuju ke Balikpapan dulu dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta atau Denpasar, untuk menuju pulau ini. Kurang lebih dua jam waktu tempuh penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan.
Dari Balikpapan, Anda masih harus terbang menuju Tanjung Redeb selama satu jam dengan menaiki pesawat kecil yang dilayani oleh KAL Star, Deraya atau DAS. Selain itu, Tanjung Redeb juga bisa dicapai melalui laut, dengan menaiki kapal dari Samarinda atau Tarakan ke Tanjung Redeb dilanjutkan dengan menyewa motorboat menuju pulau Derawan dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam.
Banyak wisatawan manca negara yang baru turun dari pesawat di bandara Kalimarau, Tanjung Redeb langsung berangkat ke pulau Derawan dengan motorboat yang sudah ditambatkan di sebuah pelabuhan khusus.
Alternatif lain bisa juga melalui perjalanan darat dari Balikpapan ke Tanjung Batu lalu dari sana menyeberang ke Pulau Derawan. Hanya saja ini bukan pilihan yang bagus karena perjalanan penyeberangan itu sendiri memakan waktu hingga belasan jam dengan medan yang relatif tidak menyenangkan.
Meskipun begitu, tahukah Anda, justru banyak wisatawan asing yang sudah tahu lebih banyak soal keberadaan pulau eksotis ini. Sejumlah wisatawan Jepang dari Tokyo melalui travel yang ada di sana “tembak langsung” berangkat ke Singapura atau ke Sabah kemudian melanjutkan perjalanan ke Balikpapan, lalu ke Tanjung Redeb menggunakan pesawat kecil.
Mereka memanfaatkan waktu mereka selama di Derawan dengan menyelam, menyusuri keindahan bawah laut di pulau tersebut yang memang merupakan lokasi terbaik untuk olahraga selam. Apalagi dengan kondisi pulau yang terpencil dan “masih perawan” kian menambah pesona siapapun juga untuk menikmatinya selama mungkin.
Tak usah jauh-jauh, hanya dalam jarak 50 meter dari bibir pantai, kita sudah dapat menyaksikan terumbu karang yang indah dan ikan-ikan beraneka warna hilir mudik. Airnya sangat bening. Anda pun bisa menyewa snorkel seharga Rp 30 ribu per hari. Bila ingin menyelam lebih dalam, kita dapat menemukan ikan-ikan yang lebih “eksotis” seperti kerapu, ikan merah, ikan kurisi, ikan barracuda, teripang, dan kerang. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai “Blue Trigger Wall” karena pada karang dengan panjang 18 meter tersebut banyak terdapat ikan trigger (red-toothed trigger fishes).
Pulau Derawan menyediakan fasilitas-fasilitas tempat penginapan (cottage), penyewaan peralatan menyelam dan juga restoran. Ada pula penginapan-penginapan bertarif murah yang dikelola oleh warga sekitar. Kisaran harganya mulai dari Rp 45 ribu sampai Rp 100 ribu/malam.
Masih belum puas?
Anda dapat meninjau juga pulau lainnya yang berada di sekitar Derawan. Misalnya: Pulau Sangalaki, Maratua, dan Pulau Kakaban yang mempunyai keunikan tersendiri. Ikan Pari Biru (Manta Rays) yang memiliki lebar mencapai 3,5 meter berpopulasi di Pulau Sangalaki. Malah bisa pula ditemui—jika cukup beruntung—ikan pari hitam dengan lebar “bentang sayap” 6 meter . Sedangkan Pulau Kakaban mempunyai keunikan yaitu berupa danau prasejarah yang ada di tengah laut, satu-satunya di Asia.
(Oleh AT Gobel)
Wisata Banua
November 28, 2010Wisata Banua
Pulau Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang pariwisata. Baik pariwisata alam, budaya, kuliner, kesenian, sejarah maupun kerajinan tangan.Tapi sayang, sering terkendala minimnya informasi tentang sebuah objek wisata yang ada di Banua. Bahkan di jaman teknologi informasi seperti internet di jaman sekarang ini, informasi akurat tentang objek wisata Kalsel masih sangat minim bila dibandingkan dengan yang dimiliki daerah-daerah di Pulau Jawa dan daerah lainnya.
Berikut lihah informasi tentang Kalimantan Selatan khusunya Banua melalui beberapa gambar yang akurat
Selama 40 tahun, Ibu Ibay menjajakan dagangan di Pasar Terapung Kuin
Suasana senja di tepian Sungai Barito
Budaya Sungai yang Spektakuler..!
Terletak di desa Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk (sekitar 30 menit dari pusat kota Banjarmasin), pasar terapung ini benar-benar masih alami.Bisa bertahan karena kuatnya tradisi budaya sungai pada penduduk setempat.Dipasar unik ini kita bisa beli buah, sayur, ikan, alat dapur bahkan baju.
Unik kan?Jual beli & tawar menawar di atas jukung (sampan)
Keunikan Pasar Terapung Lok Baintan
Betapa kayanya bangsa Indonesia.Ia memiliki begitu banyak keunikan.Seperti yang saya saksikan di Pasar Terapung Lok Baintan.Ratusan ibu-ibu tampak berjejer tak beraturan sambil mengemudikan jukung (sampan) dengan sebuah pengayuh (alat penggerak sekaligus kemudi) menuju sebuah lokasi pasar.Jangan kira pasar yang akan dituju adalah pasar dengan bangunanpermanen.Pasar yang dituju adalah sebuah lokasi yang masih berada diatas air, hanya ada air.Disanalah mereka saling menawarkan dan membeli dagangan.Didalam jukung-jukung itu mereka jajakan dagangan berupa hasil alam.Ada beraneka buah-buahan serta sayur-sayuran segar. Jauh lebih segar bila dibanding dengan dagangan yang ada di supermarket.
Sesekali canda tawa menghiasi sela-sela waktu berjualan yang hanya berlangsung sejak setelah sholat shubuh hingga sekitar pukul 7 pagi.Mereka tidak merasa minder dengan hadirnya beberapa pusat perbelanjaan sejenis plasa, mal, hypermarket, serta pusat kulakan modern yang menyerbu Banjarmasin.
Benar-benar tradisional dan masih sangat asli.Dari sini pengunjung akan semakin yakin bahwa kehidupan warga Banjar tidak pernah lepas dari unsur sungai dari jaman Kerajaan Banjar 4,8 abad yang lalu hingga jaman internet saat ini.
Akses menuju Pasar Terapung cukup mudah.Bisa dengan menyewa klotok (kapal kecil bermesin) atau bisa juga dengan menggunakan angkutan darat. [kalimantanku.blogspot]
Festival Budaya Pasar Terapung
November 27, 2010Festival Budaya Pasar Terapung
Festival Budaya Pasar Terapung digelar setiap bulan September, dan untuk menggambarkan suasana perhelatan Festival Budaya Pasar Terapung (FBPT) setiap tahunnya , sebaiknya dilihat langsung , karena FBPT ini makin berkembang dan semarak
Yang pasti digelar adalah Lomba jukung (sampan) , kampung Banjar, barisan stand kuliner, anjungan kabupaten/kota se Kalsel arena permainan khas Banjar.
Tak hanya warga Banjarmasin dan sekitarnya, namun banyak tamu-tamu bertampang wisatawan domestik serta bule berkulit putih tampak larut dalam keceriaan FBPT .Banyak juga fotograper-fotograper yang sibuk dengan kamera spesialnya , even tersebut sangat unik. Sehingga layak dijadikan sebagai agenda Visit Indonesia Year .
Banyak juga perusahaan maupun perhotelan yang ikut perlombaan jukung hias
Banyak juga perusahaan maupun perhotelan yang ikut perlombaan jukung hias
Gambar-gambar suasana FBPT 2008 dari : kalimantanku.blogspot.com:
Pintu masuk utama FBTP Read the rest of this entry »
Pintu masuk utama FBTP Read the rest of this entry »
Festival Budaya Kalimantan Selatan
November 16, 2010Festival Budaya Kalimantan Selatan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota se Kalsel akan menggelar berbagai atraksi wisata dan budaya selama meramaikan Visit Kalsel tahun agar wisatawan berdatangan ke wilayah ini.
Lomba lanting gambu (januari), kegiatan ini berlokasi di danau Riam Kanan, Kabupaten Banjar, yang sekaligus untuk mengenal objek wisata alam lembah Kahung. lanting bambu merupakan sarana transportasi masyarakat Kalsel, khususnya di berbagai wilayah Pegunungan Meratus, sehingga keberadaan sarana tersebut harus dilestarikan.
Selain itu, keberadaan lanting bambu menarik perhatian kalangan wisatawan, khususnya dari mancanegara, sehingga seringkali wisatawan meminta pemandu wisatanya untuk menuju kawasan arung jeram yang terdapat lanting bambu, kemudian wisatawan tersebut berpetualang menggunakan sarana tradisional tersebut.
Atraksi wisata dan budaya selama Visit Kalsel lainnya adalah, Maulid Baayun Anak di Masjid Banua Halat Kabupaten Tapin , lomba Bakisah Bahasa Banjar (April), Malasuang Manu di Kotabaru, serta Mappanretasi di Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu.
Kontes dangdut (Mei) se Kalsel di Pantai Takisung se Kalsel-teng dan tim, pegelaran festival budaya Pasar Terapung (juni) dengan lokasi pinggiran Sungai Martapura dengan kegiatan sampingan pameran seni budaya, pameran kuliner, festival tari daerah, atraksi permainan tradisional.
Aruh Ganal Dayak Meratus Loksado, dengan kegiatan pendamping lomba lanting Bambu, dan kontes anggrek Kalimantan di Loksado .
Festival snoman Haderah se Kalsel, festival Musik Panting (Juli), bersamaan peringatan hari jadi Provinsi Kalsel digelar, pameran dan gelar budaya antar etnis, lomba Kerbau Rawa di Hulu Sungai Utara tepatnya di kawasan Danau Panggang (Agustus).
Berbagai atraksi berkaitan peringatan hari jadi Kota Banjarmasin, festival Layang-layang di Kabupaten Tanah laut (eptember) , Pergelaran seni budaya sumpah pemuda, serta selaku (Nopember) , Festival Ramadhan, serta Ramadhan Cake Fair, dan festival Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota se Kalsel akan menggelar berbagai atraksi wisata dan budaya selama meramaikan Visit Kalsel tahun agar wisatawan berdatangan ke wilayah ini.
Lomba lanting gambu (januari), kegiatan ini berlokasi di danau Riam Kanan, Kabupaten Banjar, yang sekaligus untuk mengenal objek wisata alam lembah Kahung. lanting bambu merupakan sarana transportasi masyarakat Kalsel, khususnya di berbagai wilayah Pegunungan Meratus, sehingga keberadaan sarana tersebut harus dilestarikan.
Selain itu, keberadaan lanting bambu menarik perhatian kalangan wisatawan, khususnya dari mancanegara, sehingga seringkali wisatawan meminta pemandu wisatanya untuk menuju kawasan arung jeram yang terdapat lanting bambu, kemudian wisatawan tersebut berpetualang menggunakan sarana tradisional tersebut.
Atraksi wisata dan budaya selama Visit Kalsel lainnya adalah, Maulid Baayun Anak di Masjid Banua Halat Kabupaten Tapin , lomba Bakisah Bahasa Banjar (April), Malasuang Manu di Kotabaru, serta Mappanretasi di Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu.
Kontes dangdut (Mei) se Kalsel di Pantai Takisung se Kalsel-teng dan tim, pegelaran festival budaya Pasar Terapung (juni) dengan lokasi pinggiran Sungai Martapura dengan kegiatan sampingan pameran seni budaya, pameran kuliner, festival tari daerah, atraksi permainan tradisional.
Aruh Ganal Dayak Meratus Loksado, dengan kegiatan pendamping lomba lanting Bambu, dan kontes anggrek Kalimantan di Loksado .
Festival snoman Haderah se Kalsel, festival Musik Panting (Juli), bersamaan peringatan hari jadi Provinsi Kalsel digelar, pameran dan gelar budaya antar etnis, lomba Kerbau Rawa di Hulu Sungai Utara tepatnya di kawasan Danau Panggang (Agustus).
Berbagai atraksi berkaitan peringatan hari jadi Kota Banjarmasin, festival Layang-layang di Kabupaten Tanah laut (eptember) , Pergelaran seni budaya sumpah pemuda, serta selaku (Nopember) , Festival Ramadhan, serta Ramadhan Cake Fair, dan festival Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Festival Kemilau Kalimantan Timur
November 16, 2010Festival Kemilau Kalimantan Timur
Festival Kemilau Kaltim yang sudah lima kali digelar kian terjebak menjadi event serimonial rutin tahunan, seperti HUT RI setiap 17 Agustus atau Hari Pahlawan Nasional setiap 10 November, padahal tujuannya untuk mengembangkan sektor kepariwisataan. salah satu masalah, lemahnya promosi hanya ada beberapa baliho Samarinda –Acara pada 11-13 November 2010 itu tidak ada hal yang khusus atau luar biasa sehingga acaranya belum “berkemilau” bahkan kini cenderung terjebak menjadi acara serimonial yang rutin dirayakan setiap tahun.
“Dari pertama kali digelar lima tahun silam, acaranya itu-itu saja. Misalnya pidato tentang upaya pengembangan wisata, kemudian membuka acara, meninjau pasar malam dan melihat tarian-tarian daerah yang diperlombakan.
Event ini memiliki potensi besar untuk menyedot wisatawan nusantara atau mancanegara datang ke Kaltim untuk melihat Festival Kemilau Kaltim karena menghadirkan penari dari 14 kabupaten dan kota se- Kalimantan Timur,” imbuh dia.
Kegiatan ini dimeriahkan berbagai lomba, seperti tari tradisional, musik dan lagu daerah serta olahraga tradisional. Tak hanya lomba, peserta juga dilibatkan untuk menampilkan hasil ketrampilan daerah masing-masing dalam sebuah pameran akbar.
Festival Kemilau Kaltim yang sudah lima kali digelar kian terjebak menjadi event serimonial rutin tahunan, seperti HUT RI setiap 17 Agustus atau Hari Pahlawan Nasional setiap 10 November, padahal tujuannya untuk mengembangkan sektor kepariwisataan. salah satu masalah, lemahnya promosi hanya ada beberapa baliho Samarinda –
“Dari pertama kali digelar lima tahun silam, acaranya itu-itu saja. Misalnya pidato tentang upaya pengembangan wisata, kemudian membuka acara, meninjau pasar malam dan melihat tarian-tarian daerah yang diperlombakan.
Event ini memiliki potensi besar untuk menyedot wisatawan nusantara atau mancanegara datang ke Kaltim untuk melihat Festival Kemilau Kaltim karena menghadirkan penari dari 14 kabupaten dan kota se- Kalimantan Timur,” imbuh dia.
Kegiatan ini dimeriahkan berbagai lomba, seperti tari tradisional, musik dan lagu daerah serta olahraga tradisional. Tak hanya lomba, peserta juga dilibatkan untuk menampilkan hasil ketrampilan daerah masing-masing dalam sebuah pameran akbar.
Tarian Kenyah Bulungan | Tarian Melayu Tarakan |
Tarian Hudoq Kubar | Tarian Perang Kukar |
Festival Isen Mulang Kaimantan Tengah
November 16, 2010Festival “Isen Mulang”
Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah 153.564 km2, merupakan wilayah terluas no.3 di Indonesia setelah propinsi Papua dan Kalimantan Timur.Dengan luas wilayah nomor ketiga di Indonesia, propinsi Kalimanatan Tengah menurut sensus sampai dengan akhir tahun 2008 hanya mempunyai penduduk 2.047.550 jiwa.
Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seperti penambangan pasir zircon, batubara, industri rotan, kayu serta kelapa sawit, maka tak pelak semakin banyak pendatang dari luar propinsi Kalimanatan Tengah yang berdatangan ke propinsi ini sebagai tenaga kerja sekaligus tenaga ahli di beberapa perusahaan perkebunan dan pertambangan .
Geliat pembagunan ekonomi di beberapa industri tersebut juga merambah pertumbuhan geliat industri pariwisata .
“Konsentrasi wisata adalah eco tourism, mengingat potensi wisata pelestarian lingkungan propinsi ini memang sangat kuat didalamnya menunjang wisata eco tourism”.
Beberapa destinasi wisata lingkungan di Propinsi Kalimantan Tengah yang sudah dikenal di manca negara adalah penangkaran dan perawatan Orang Utan, yang terletak di Tanjung Puting, yang dapat ditempuh 15 jam jalan darat dari Palangka Raya, Tanjung Puting masuk dalam wilayah kabupaten Pangkalan Bun.
Proyek penangkaran Orang Utan ini didanai juga oleh WWF (World Wildlife Fundation) .
Ada juga Taman Nasional Sebangau, kawasan konversi perlindungan hutan gambut yang juga di support oleh Garuda Indonesia, selain WWF .
Wisata alam yang lain saat ini menjadi trend adalah Wisata Susur Sungai Kahayan dengan menikmati wisata sungai dengan kapal pesiar selama kurang lebih 1.5 jam mengelilingi panorama keindahan sekitar sungai Kahayan , sungai terbesar di propinsi Kalimantan Tengah .
Guna lebih memperkenalkan kekayaan wisata dan budaya propinsi Kalimantan Tengah, setiap tahunnya diperingatan hari Ulang Tahun Propinsi Kalimanatan Tengah, dengan mengadakan sebuah festival seni dan budaya Dayak yang dinamakan festival “Isen Mulang” yang artinya Pantang Mundur.
Festival ini praktis seminggu diadakan di kota Palangka Raya dengan menggali, memperkenalkan dan mempertontonkan kepada semua khalayak masyarakat umum dan pendatang mengenai potensi seni budaya dari 13 Kabupaten yang ada di Kalimantan tengah, diantara agenda festival budaya ini mempertontonkan 17 lomba permainan suku Dayak yang hampir punah, sehingga masyarakat luas kembali dapat menikmati lomba permainan tradisional khas suku Dayak.
Permainan tersebut diantaranya seperti Sumpit khas Dayak, lomba Tebang Pohon dan lainnya. Dalam kaitannya dengan festival seni dan budaya Isen Mulang ini
Sebenarnya festival Isen Mulang ini, jika dilihat dalam kalendar event yang dikeluarkan oleh kantor Departement Pariwisata Jakarta, ternyata memang sudah dimasukkan menjadi kalendar event skala nasional yang direkomendasikan oleh Kantor Pariwisata.
Hanya saja festival Isen Mulang ini gaunganya memang masih kelas lokal karena pengananan event ini masih dikerjakan oleh Pemda setempat dengan dana promosi yang masih terbatas .
Saat ini sarana infrastruktur penunjang pariwisata di Kalimanatan Tengah, khususnya di Palangka Raya sedang gencar dikerjakan, dimana pada bulan Juni 2009 untuk pertama kalinya Palangka Raya akan mempunyai hotel bertaraf bintang 4, yang terdiri dari 8 lantai
Acara festival Isen Mulang kali ini juga diadakan expo yang diikuti oleh stand semua kabupaten. Adapun acara puncak event ini Mei 2009. Pada malam hari di Bundaran Besar diadakan pesta kembang api dan hiburan oleh artis-artis ibukota. Karena memang Isen Mulang menjadi pestanya rakyat Kalimantan Tengah.
Propinsi Kalimantan Tengah awal sejarah lahirnya adalah merupakan pemekaran wilayah dari Propinsi Kalimantan Selatan, 53 tahun yang lalu, dan pada tanggal 23 Mei 2010 yang lalu merupakan Ulang Tahun hari jadi yang ke 53.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar